I said thank you for him
Aku seorang yang tidak
jujur dan penakut, hal itu berlaku juga menyangkut perasaanku. Kebiasaan membatasi diri dengan orang-orang sekitar juga memperparah pribadiku, apalagi dengan laki-laki. Barangkali tangki kepercayaan dan kasih sayang yang kurang dari keluarga juga berpengaruh. Dari kacamataku itu kurang, atau tidak dengan cara yang tepat, walaupun di dasar hatiku sangat sadar bahwa tidak mungkin ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya. Hal itu yang mendasari
keyakinanku bahwa ketika aku berdekatan dengan laki-laki, aku mungkin hanya butuh teman atau butuh kasih sayang, mengisi ruang kosong yang entahlah.
Tapi, di sisi lain aku juga tidak merasa demikian, aku merasa bahwa perasaanku kali ini selayaknya
perasaan cinta antara perempuan dan laki-laki.
Aku bisa berpikir
demikian karena satu laki-laki yang tidak pernah absen memenuhi pikiranku
semenjak dua tahun yang lalu. Yang membuatku harus berpikir keras bagaimana
cara mengontrol perasaan ini agar ia tidak tahu. Yang setiap kali ia mengirim
pesan, aku terlampau excited sehingga harus ku ingat agar tak
membalasnya terlalu cepat. Yang tiap kali aku berfikir hal-hal aneh, ia tak segera
membalasnya dengan kalimat “gak jelas.” Yang selalu sabar menjelaskan hal-hal yang tak pernah aku tau, dan akhirnya aku hanya membalas “oalah” saja pertanda aku
mengerti (maaf sejujurnya kadang engga). Banyak sekali seharusnya yang aku tulis untuk
mendeskripsikan dia, dia yang mengerti aku lebih dari siapapun dan yang tak
pernah bisa ku tatap matanya, karena aku terlanjur gugup.
Masalah lain adalah keraguan harus menamai apa perasaan ini. Sepertinya “cinta” terlalu tidak pantas untuk hal
semacam ini. Sejauh ini aku merasa hanya sebagai penerima, padahal katanya
cinta itu memberi dan menerima. Sementara aku hanya menerima, dan tidak pernah melakukan apapun yang mengekpresikan “cinta” itu.
Walaupun begitu, setidaknya aku harus
berterima kasih kepadanya. Terima kasih ya, terima kasih berkenan mengenalku
sejauh ini. Terima kasih atas segala hal yang pertama kali aku rasakan. Terima
kasih karena aku dibantu, dipahami, dan disayangi. Terima kasih atas cintamu. Maaf
karena aku selalu ragu, maaf aku tak selalu bisa mengekpresikan perasaanku
secara jujur dan berani. Tolong maafkan juga segala sesuatu dariku yang membuatmu sakit.
19 Desember 2023
Komentar
Posting Komentar