ketemu anak sastra unpam
Tadi pagi ketika aku ngga bisa tidur, aku iseng buka telegram. Aku sudah bosan menonton drama korea, juga terlalu malas meneruskan bacaan. Jadi aku buka bot di telegram dengan niat mengobrol dengan orang, tapi yaa aku gak terlalu berharap dapat teman ngobrol, karena kebanyakan orang-orang kebelet sange yang ku temui di platform tersebut. Seperti menemukan genangan air di antara gersangnya padang pasir (anjay) aku ketemu orang waras. Alhamdulillah ya Allah orang indo masih ada yang waras, batinku. Lebih seneng lagi karena dia sangat responsif, gak cuek bebek. Lebih lebih seneng lagi karena dia suka baca buku! Bayangkan kita ketemu orang waras, gak cuek alias asik, dan baca buku! Kurang hoki apa lagi.
Informasi awal sebagai sama-sama anak kuliahan yang membuat selanjutnya mengalir. Dia ternyata anak sastra, dan kebetulan jurusanku, sejarah, lumayan berdekatan dengan dunia sastra. Bahkan di kampusku satu fakultas. Mengejutkannya lagi, tapi sebenarnya engga juga karena dia anak sastra, dia baca bukunya pak Pramoedya dan menyarankan aku baca buku Max Havelaar. Kebetulan kemarin sebelum pekan UAS aku sudah sempat membaca. Menarik dan asik aja karena bukan buku sejarah yang teoretis. Aku suka baca sejarah dalam bentuk cerita begitu, lebih mengalir dan nyambung. Soalnya kalau teoretis suka pusing.
Dia orang Jakarta, ada darah Belanda dari kakeknya. Orangnya kocak sih, katanya suka mencuri buku. Walaupun sampai sekarang masih ada buku dari perpus sekolah yang belum aku kembaliin, tapi aku ga berniat mencurinya ya, pasti aku kembaliin kok tapi entah kapan hehe. Kalau sekarang, bayangin mencuri buku dari perpus sih gak mungkin, soalnya ada alat pendeteksi di pintu utama. Entah kenapa seneng banget, perkara ketemu anak sastra yang asik ini. Walaupun aku bertaruh engga akan lama pertemanannya, sampai tulisanku selesai ini aja chat terakhirku tidak dibalas, tapi ya sudah lah.
Komentar
Posting Komentar