if the goodbye hurts,

"If the goodbye hurts, you know you've spent your time well"

Setiap kalimat yang aku ucap sebagai ajakan untuk berpisah, sama sekali tidak mengandung kesedihan, malah aku menemui ketakutan di dalamnya. Ini mengganggu pikiranku, "selama ini aku suka? atau apa?" "kenapa sama sekali tak kutemui penyesalan ketika berpisah?" "kenapa aku terlalu ga peduli?" ialah isi pikiranku setiap kali mencoba membuat kesimpulan atas apa yang terjadi selama ini. Aneh sekali aku menjadi begitu lain bentuknya bukan karena teringat perpisahan di antara kita tetapi justru karena perasaan "tidak merasa apa-apa" itu. 

2 tahun bukan waktu yang singkat. Tapi selama itu juga aku tak pernah berani berpikiran sejernih ini. Berpikir bahwa dengan bayanganmu hanya membuntu pikiran sehatku. Berpikir bahwa denganmu hanya melayani imajinasi anehku. Berpikir bahwa denganmu hanya menyenangkan khayalanku sebagai individualis. Bahwa aku bisa hidup seperti ini saja asal tetap berkoneksi denganmu. 

Aku merasa sangat senang, saaaangat nyaman ketika hanya ada aku dan kamu, perasaan bahwa semuanya bisa dilalui dengan mudah, pikiran bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ternyata tidak juga, ketika tak ada lagi kamu, aku terlalu kaget dengan realita yang sebenarnya. 

Lalu bagian-bagian selanjutnya dalam hidupku menjadi sedikit berceceran, beberapa kali memunguti sisa tulus dalam hati, sedang yang lain hitam pekat tidak berperasaan. Awal siklus terasa menyenangkan layaknya musim panen buah mangga, sedang sisanya menyayangkan yang lalu, dan ya, tebakanku mungkin sepanjang hidupku akan terus seperti itu.


Komentar

Postingan Populer